********************************
HOT ** HOT ** HOT ** FROM USA **
http://regnow.usana.com/
********************************
http://regnow.usana.com/
********************************
Kisah inpirasi ini disampaikan Ferri Candra khusus untuk Fcamail Of Famous sahabat Nomor1.
Kumpulan kisah lengkap ada di Kumpulan Inspirasi Ferri Candra
Bau pagi yang khas menelusup masuk lewat jendela kayu kamar ku. Bau embun mulai datang. Uh! Jatuh tepat di atas kelopak mata ku. Siapa lagi kalau bukan ayah yang melakukannya. "Bangun anak manja, sekolah tak menunggu kedatangan mu untuk memulai kegiatannya", ucapnya dingin. Sedingin air dalam bak mandi yang tak pernah hangat. Begitulah drama pagi yang selalu terjadi setiap hari di rumah kami.
Setelah melahirkan aku, ibu sering sakit-sakitan. Akhirnya, ketika umur ku baru menginjak sepuluh bulan, ibu meninggalkan kami berdua untuk selamanya. Ayah yang pribadinya kaku dan dingin harus berusaha merangkap menjadi sosok ibu. Meskipun susah bersikap lembut tapi setidaknya ia berusaha menjadi orangtua yang baik bagi ku, mencukupi segala kebutuhan ku dan melindungi putri semata wayangnya ini dari bahaya kehidupan di luar rumah kami. Rumah kami yang dingin.
Ayah memberi ku nama 'Anisa Wahid'. Guru ku di sekolah menengah pertama pernah membahas arti nama-nama semua murid di kelasnya. Tidak banyak, kelas ku isinya hanya 10 orang. Maklum desa ku terpencil, kesadaran pentingnya pendidikan pun kurang. Aku gembira sekali saat mengetahui arti dari nama ku, 'Perempuan nomor satu'. Teman-teman di kelas ku juga ikut tepukau. Hebat. Selama ini aku tak pernah menanyakan hal itu pada ayah. Peduli saja tidak. Karena sehebat apapun nama ku, tiap pagi ia akan tetap panggil aku dengan sebutan anak manja. Padahal bermanja-manja dengannya saja tidak pernah. Ayah dingin. Aku malas.
Tapi aku penasaran. Aku ingin dengar dari mulut ayah sendiri tentang nama yang diberikannya. Mungkin juga tentang harapan yang ia gantungkan pada ku. Akhirnya sepulang dari sekolah hari itu, aku langsung menemui ayah di toko kelontong miliknya di depan rumah. Tanpa ba-bi-bu lagi, aku langsung menyergap ayah dengan pertanyaan tentang nama ku. Sepertinya ayah agak bingung dengan pertanyaan yang sangat tiba-tiba tersebut. Ia berpikir sejenak dan mulai membuka mulutnya. Jawabannya singkat, "Karena ayah laki-laki dan kamu satu-satunya perempuan di rumah ini". "Hanya itu?!", tanya ku agak keras. Sepertinya ayah kurang suka dengan nada itu, ia pun kembali sibuk melayani konsumennya. Aku sebal jawaban ayah tidak sesuai dengan apa yang guru ku katakan dan semakin sebal dengan perlakuannya yang seperti tidak mempedulikan aku. Sebal!
Aku merasa selama ini kami seperti keluarga bisu. Bicara betul-betul seperlunya. Berkeluh kesah pun aku bingung seperti apa. Kadang sepulang aku dari sekolah, aku pergi ke makam ibu. Tak ada yang aku bicarakan selain tentang ayah, ayah dan hanya ayah. Tapi apalah bedanya, makam pun tak bisa bicara. Aku bosan. Akhirnya aku hanya memendam dan berdoa. Aku yakin Tuhan akan memberikan jalan yang terbaik bagi kehidupan ku yang dingin ini.
Aku tak tahu sampai kapan ayah akan bersikap dingin seperti itu. Tapi apapun yang ayah perintahkan pasti segera ku laksanakan. Ayah suruh aku bersihkan rumah, aku bersihkan rumah sampa... click di sini untuk membaca selengkapnya: Dirindu Dinginnya
-----
Banyak Judul Kisah Lainnya di Kumpulan Inspirasi Ferri Candra :
Dibutuhkan Segera! Peta Sukses
Detektif Kaca
Bagaikan Pelangi Setelah Hujan
Memanfaatkan Momen Terbaik
CARA GAMPANG MENULIS BUKU BEST SELLER
Kotak Impian
BEING HELPFUL
OFFER YOUR BEST
GO AHEAD AND START
START NOW AND KEEP GOING
DO SOMETHING ABOUT IT
Dipersembahkan khusus oleh Ferri Candra untuk Fcamail Of Famous
EVERYONE IS NUMBER ONE